Waktu salat dan arah kiblat merupakan dua syarat yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan salat, terutama salat fardu. Begitu pula perhitungan awal bulan Kamariah merupakan hal yang perlu diperhatikan, terutama dalam penetapan awal bulan Ramadhn, Syawal dan Zulhijah. Untuk mengetahui waktu salat dan arah kiblat serta awal bulan Kamariah yang benar diperlukan pengetahuan tentang rumusan dan perhitungan letak dan gerak edar benda-benda langit yang disebut dengan ilmu falak dan telah dibakukan oleh para ahli falak terdahulu. Ilmu falak dikalangan umat Islam dikenal dengan sebutan ilmu hisab. Selain itu juga dapat disebut dengan ilmu astronomi. Dari hadis-hadis waktu salat, fukaha memberikan batasan-batasan waktu salat dengan berbagai cara atau metode yang mereka asumsikan untuk menentukan waktu-waktu salat tersebut. Mazhab Rukyah, berasumsi cara menentukan waktu salat dengan melihat tanda-tanda alam sebagaimana disebutkan secara tekstual dalam hadis-hadis nabi, seperti menggunakan alat bantu tongkat istiwa atau miqyas atau hemispherium. Mazhab Hisab, dimana awal dan akhir waktu salat ditentukan oleh posisi matahari dilihat dari suatu tempat di bumi, sehingga metode atau cara yang dipakai adalah hisab (menghitung waktu salat). Dengan cara hisab inilah kemudian lahir jadwal salat abadi atau jadwal waktu salat sepanjang tahun. Pada saat ini, pada umumnya, sebagain besar umat Islam menanggap lebih praktis dan meyakini hasil perhitungan gerakan peredaran matahari tersebut yang sudah dituangkan dalam perhitungan jam menit.